Jenis - jenis, cara dan ciri ciri belajar


Pengertian Belajar

Pengertian Belajar

    Apa yang dimaksud dengan belajar? Pengertian belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari.

    Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku atau tanggapan karena adanya pengalaman baru, memiliki kepandaian/ ilmu setelah belajar, dan aktivitas berlatih.

    Arti belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana perubahaan tersebut dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, dan berbagai kemampuan lainnya.


  • Pengertian Belajar Menurut Para Ahli

Belajar merupakan sesuatu yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam masing-masing tingkatan pendidikan. Agar lebih memahami apa arti belajar, kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli berikut ini:

1. M. Sobry Sutikno

Menurut M. Sobry Sutikno, pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini, perubahan adalah sesuatu yang dilakukan secara sadar (disengaja) dan bertujuan untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.

2. Thursan Hakim

Menurut Thursan Hakim, definisi belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia yang ditunjukkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya fikir, dan kemampuan lainnya.

3. Skinner

Menurut Skinner, pengertian belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlaku secara progresif.

4. C. T. Morgan

Menurut C. T. Morgan, pengertian belajar adalah suatu perubahan yang relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang telah lalu.

5. Hilgard & Bower

Menurut Hilgard & Bower, pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi tersebut.



  • Ciri-Ciri Belajar

Ciri-Ciri Belajar

Proses belajar dapat dikenali melalui beberapa karakteristiknya. Mengacu pada definisi belajar di atas, berikut ini adalah beberapa hal yang menggambarkan ciri-ciri belajar:

  • Terjadi perubahan tingkah laku (kognitif, afektif, psikomotor, dan campuran) baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung.
  • Perubahan tingkah laku hasil belajar pada umumnya akan menetap atau permanen.
  • Proses belajar umumnya membutuhkan waktu tidak sebentar dimana hasilnya adalah tingkah laku individu.
  • Beberapa perubahan tingkah laku yang tidak termasuk dalam belajar adalah karena adanya hipnosa, proses pertumbuhan, kematangan, hal gaib, mukjizat, penyakit, kerusakan fisik.
  • Proses belajar dapat terjadi dalam interaksi sosial di suatu lingkungan masyarakat dimana tingkah laku seseorang dapat berubah karena lingkungannya.

Menurut Slameto, ciri-ciri perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar adalah;

  • Perubahan terjadi secara sadar
  • Bersifat menetap atau kontinu, dan fungsional
  • Bersifat positif dan aktif
  • Memiliki tujuan dan terarah
  • Meliputi segala aspek tingkah laku individu

Jadi, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar adalah adanya perubahan yang terjadi secara sadar, dimana tingkah laku seseorang menjadi lebih baik, dan sifatnya menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman.


  • Jenis-Jenis Belajar

Jenis-Jenis Belajar

Setidaknya ada delapan jenis belajar yang dilakukan oleh manusia. Adapun beberapa jenis belajar adalah sebagai berikut:

  1. Belajar rasional, yaitu proses belajar menggunakan kemampuan berpikir sesuai dengan akal sehat (logis dan rasional) untuk memecahkan masalah.
  2. Belajar abstrak, yaitu proses belajar menggunakan berbagai cara berpikir abstrak untuk memecahkan masalah yang tidak nyata.
  3. Belajar keterampilan, yaitu proses belajar menggunakan kemampuan gerak motorik dengan otot dan urat syaraf untuk menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.
  4. Belajar sosial, yaitu proses belajar memahami berbagai masalah dan cara penyelesaian masalah tersebut. Misalnya masalah keluarga, persahabatan, organisasi, dan lainnya yang berhubungan dengan masyarakat.
  5. Belajar kebiasaan, yaitu proses pembentukan atau perbaikan kebiasaan ke arah yang lebih baik agar individu memiliki sikap dan kebiasaan yang lebih positif sesuai dengan kebutuhan (kontekstual).
  6. Belajar pemecahan masalah, yaitu belajar berpikir sistematis, teratur, dan teliti atau menggunakan berbagai metode ilmiah dalam menyelesaikan suatu masalah.
  7. Belajar apresiasi, yaitu belajar kemampuan dalam mempertimbangkan arti atau nilai suatu objek sehingga individu dapat menghargai berbagai objek tertentu.
  8. Belajar pengetahuan, yaitu proses belajar berbagai pengetahuan baru secara terencana untuk menguasai materi pelajaran melalui kegiatan eksperimen dan investigasi


  • Prinsip prinsip belajar orang dewasa sebagai peserta penyuluhan

    Ada beberapa kondisi belajar dan prinsip belajar yang bersifat andragogis diantaranya ketika peserta merasa ada kebutuhan belajar maka prinsipnya pengajar mengemukakan kemungkinan baru untuk pemenuhan dirinya dan membantu setiap peserta.

Menurut Lindeman terdapat lima (5) prinsip belajar teori belajar orang dewasa:

  1. Orang dewasa termotivasi belajar apabila “belajar” tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan minatnya, oleh karena itu titik berangkat pembelajaran orang dewasa adalah menemukan kebutuhan dan minat warga belajar.
  2. Orientasi belajar orang dewasa adalah berpusat pada kehidupan(life centere), oleh karena itu unit pembelajaran orang dewasa harus terkait dengan kehidupan, bukan pelajaran.
  3. Pengalaman adalah sumber belajar yang paling baik bagi orang dewasa, sehingga metode menggunakan pengalaman dan analisis pengalaman.
  4. Orang dewasa mempunyai kebutuhan yang dalam untuk mengarahkan diri sendiri (self directing) oleh karena itu pengalaman adalah guru dalam pembelajaran dengan mengambangkan pengetahuan.
  5. Perbedaan individu antara orang dewasa semakin bertambah sejalan dengan bertambahnya usia, olehkarena itu gaya belajar, waktu, tempat dan kecepatan belajar harus di ijinkan/ditolelir.

Prinsip Andragogi atau Pendidikan Orang Dewasa

    Pendidikan orang dewasa memiliki 10 Prinsip yang membedakannya dengan jenis pendidikan yang lain. 10 Prinsip pendidikan orang dewasa tersebut,dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan efisien. 10 Prinsip tersebut, yaitu :

  1. Prinsip kemitraan

    Prinsip kemitraan menjamin terjalinnya kemitraan di antara pengajar dan pelajar. Dengan demikian pelajar tidak diperlakuan sebagai murid tetapi sebagai mitra belajar sehingga hubungan yang mereka bangun bukanlah hubungan yang bersifat memerintah, tetapi hubungan yang bersifat membantu, yaitu pengajar akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu proses belajar pelajarnya.

  1. Prinsip pengalaman nyata

    Prinsip pengalaman nyata menjamin berlangsungnya kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa terjadi dalam situasi kehidupan yang nyata. Kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa tidak berlangsung di kelas atau situasi yang simulative, tetapi pada situasi yang sebenarnya.

  1. Prinsip kebersamaan

    Prinsip kebersamaan menuntut digunakannya kelompok dalam kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa untuk menjamin adanya interaksi yang maksimal di antara peserta dengan difasilitasi pengajar.

  1. Prinsip partisipasi

    Prinsip partisipasi adalah untuk mendorong keterlibatan pelajar secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran orang dewasa, dengan fasilitas dari pengajar. Dalam kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa semua peserta harus terlibat atau mengambil bagian secara aktif dari seluruh proses pembelajaran mulai dari perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.

  1. Prinsip keswadayaan

    Prinsip keswadayaan merupakan prinsip yang mendorong kemandirian pelajar dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendidikan orang dewasa bertujuan untuk menghasilkan manusia yang mandiri yang mampu melakukan peranan sebagai subyek atau pelaku. Untuk itulah diperlukan prinsip keswadayaan.

  1. Prinsip kesinambungan

    Prinsip yang menjamin adanya kesinambungan dari materi yang dipelajari sekarang dengan materi yang telah dipelajari di masa yang lalu dan dengan materi yang akan dipelajari di waktu yang akan datang. Dengan prinsip ini maka akan terwujud konsep pendidikan seumur hidup (life long education) dalam pendidikan orang dewasa.

  1. Prinsip manfaat

    Prinsip manfaat menjamin bahwa apa yang dipelajari dalam pendidikan orang dewasa adalah sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan oleh pelajar. Orang dewasa akan siap untuk belajar manakala dia menyadari adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kesadaran terhadap kebutuhan ini mendorong timbulnya minat untuk belajar, dan karena rasa tanggung jawabnya sebagai orang dewasa maka timbul kesiapanya untuk belajar.

  1. Prinsip kesiapan

    Prinsip kesiapan menjamin kesiapan mental maupun kesiapan fisik dari pelajar untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran. Orang dewasa tidak akan dapat melakukan kegiatan pembelajaran manakala dirinya belum siap untuk melakukannya, apakah itu karena belum siap fisiknya atau belum siap mentalnya.

  1. Prinsip lokalitas

    Prinsip lokalitas menjamin adanya materi yang dipelajari bersifat spesifik local. Generalisasi dari hasil pembelajaran dalam pendidikan orang dewasa akan sulit dilakukan. Hasil pendidikan orang dewasa pada umumnya merupakan kemampuan yang spesifik yang akan dipergunakan untuk memecahkan masalah pelajar pada tempat mereka masing-masing, pada saat sekarang juga. Kemampuan tersebut tidak dapat diberlakukan secara umum menjadi suatu teori, dalil, atau prinsip yang dapat diterapkan dimana saja, dan kapan saja. Hasil pembelajaran sekarang mungkin sudah tidak dapat lagi dipergunakan untuk memecahkan masalah yang sama dua atau tiga tahun mendatang. Demikian pula hasil pembelajaran tersebut tidak dapat diaplikasikan dimana saja, tetapi harus diaplikasikan di tempat pelajar sendiri karena hasil pembelajaran tersebut diproses dari pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh pelajar.

  1. Prinsip keterpaduan

    Prinsip keterpaduan menjamin adanya integrasi atau keterpaduan materi pendidikan orang dewasa. Rencana pembelajaran dalam pendidikan orang dewasa harus meng-cover materi-materi yang sifatnya terintegrasi menjadi suatu kesatuan meteri yang utuh, tidak parsial atau terpisah-pisah.

Proses belajar yang bersifat andragogis meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Menciptakan iklim belajar yang cocok untuk orang dewasa,
  2. Menciptakan struktur organisasi untuk perencanaan yang bersifat partisipatif,
  3. Mendiagnosis kebutuhan belajar,
  4. Merumuskan tujuan belajar,
  5. Mengembangakn rancangan kegiatan belajar,
  6. Melaksanakan kegiatan belajar, dan
  7. Mendiagnosa kembali kebutuhan belajar (evaluasi).
  • Kelebihan dan Kelemahan dari Teori Belajar Orang Dewasa

    Pendidikan orang dewasa terutama pendidikan masyarakat bersifat non formal sebagian besar dari siswa atau pesertanya adalah orang dewasa, atau paling tidak pemuda atau remaja. Oleh sebab itu, kegiatan pendidikan memerlukan pendekatan tersendiri. Dengan menggunakan teori andragogi kegiatan atau usaha pembelajaran orang dewasa dalam kerangka pembangunan atau realisasi pencapaian cita-cita pendidikan seumur hidup dapat diperoleh dengan dukungan konsep teoritik atau penggunaan teknologi yang dapat dipertanggung jawabkan.

    Andragogi memiliki kelemahan, salah satunya adalah bahwa bagaimana mungkin seorang siswa yang tidak terlalu memahami tentang luasnya ilmu kemudian dibebaskan memilih apa yang mereka sukai? Seolah sistem Andragogi hanya sebagai suatu sistem yang mengembirakan siswanya saja dan melupakan untuk tujuan apa sebenarnya sebuah pendidikan itu dilakukan? Dan bagaimana pula bisa dilakukan penjagaan terhadap ilmu-ilmu yang sudah ada? jika sebuah ilmu tersebut tidak diminati oleh siswa, tentu saja satu waktu ilmu tersebut akan hilang. Dan bagaimana siswa dibiarkan memilih jika ada persyaratan kemampuan yang memang mesti dimiliki seandainya siswa mau belajar ilmu tertentu. Tak mungkinlah siswa SD dibiarkan memilih mata pelajaran Integral Diferensial sebelum mereka menguasai dulu perkalian, jumlah, kurang bagi, dll. Atau bisa dikatakan juga tak mungkin seorang pengajar itu membiarkan siswanya belajar materi yang sudah tinggi sebelum belajar mengenai materi dasarnya.


  • Faktor psikologis orang dewasa sebagai peserta penyuluhan yang mempengaruhi kegitan penyuluhan pertanian


Faktor psikologi adalah faktor yang berhubungan dengan kejiwaan obyek. Terutama dalam hal ini adalah motivasi apa yang mendasari seseorang untuk belajar. Semakin besar semangat untuk belajar maka semakin bear hasil yang didapat, begitu pula sebaliknya, semakin terpaksa maka semakin sulit untuk belajar. Kondisi perasaan juga turut menetukan. Apakah pada saat belajar dia sedang kalut, cemas, ceria ataukah datar-datar saja, itu juga mempengaruhi belajar (Karimi, 2012). Penyuluhan bertujuan untuk mengubah perilaku (sikap, pengetahuan dan keterampilan) petani. Mengubah perilaku merupakan suatu pekerjaan yang sangat sulit yang memerlukan banyak energi menuju komunikasi yang efektif agar perubahan perilaku tersebut dapat terwujud (Yulida, 2012).

 1.            Tujuan Belajar
Sadar akan indikator (tujuan) belajar membuat proses belajar menjadi terarah dan terpusat pada pencapaian target yang dikehendaki. Begitu juga, keluasaan dan kedalaman belajar dapat direncanakan terlebih dahulu. Hakikatnya, indikator (tujuan) belajar adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki setelah menempuh proses pembeelajaran (Surya, 2009). Suardi (2015) menjelaskan bahwa learning system menyangkut pengorganisasian dari perpaduan antara manusia, pengalaman belajar, fasilitas, pemeliharaan atau pengontrolan, dan prosedur yang mengatur interaksi perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan, sedangkan dalam teaching system, komponen perencanaan mengajar, bahan ajar, tujuan, materi dan metode serta penilaian dan langkah mengajar akan berhubungan dengan aktivitas belajar untuk mencapai tujuan.

 2.            Tingkat Aspirasi
Aspirasi adalah cita-cita atau tuntutan kearah perbaikan. Tingkat aspirasi merupakan tujuan spesifik yang ditetapkan siswa untuk dicapainya (Elmirawati, 2013). Hughes (2012) mengungkapkan bahwa proses belajar yang dilakukan oleh individu, juga dipengaruhi oleh aspirasi (cita-cita) yang diharapkan oleh yang bersangkutan. Rola (2006) menjelaskan bahwa individu yang memiliki motivasi belajar mempunyai ciri-ciri yaitu individu mampu berorientasi pada tugas dan menyukai tugas-tugas yang menentang kemampuan dimana penampilan individu pada tugas tersebut dapat di evaluasi.

 3.            Pengertian Tentang hal yang Dipelajari
Menurut Juneman (2006) orang dewasa cenderung berpikir praktis dan bila dihadapkan dengan materi yang cukup sulit maka seakan mereka dipaksa untuk berpikir keras mengenai suatu hal. Maka keinginan untuk belajar dapat menurun karena berkaitan dengan minat. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka para penyuluh harus mampu memberikan penyuluhan yang sifatnya mendorong kepada masyarakat agar mereka tergugah dan ingin melaksanakan, untuk pelaksanaannya diperlukan teknik penerangan yang disesuaikan dengan kondisi daerah dan bahasa yang dapat dimengerti dan dipahami oleh para lanjut usia (Ardianti, 2006)

 4.            Pengetahuan Tentang Keberhasilan dan Kegagalan
Menurut Yasin (2012) setiap orang ingin menjadi yang terbaik sehingga pasti menginginkan keberhasilan dan mencegah kegagalan seminimal mungkin. Kesadaran tersebut mendorong peserta didik untuk terus belajar dalam rangka meraih keberhasilannya dan meninggalkan kegagalannya.  Djamarah (2006) mengemukakan bahwa indikator keberhasilan belajar, di antaranya yaitu: (1) daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok, dan (2) perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh peserta didik, baik secara individual maupun kelompok. .
 5.            Umur
Menurut Feldman (2012), mengemukakan bahwa pengetrap ini mengalami penuaan fisik karena rata – rata sudah berumur 40 tahunan (masa dewasa akhir). Pada masa dewasa akhir ini seseorang cenderung menerima orang lain dan kehidupan mereka sendiri serta tidak terlalu memedulikan mengenai masalah – masalah yang mengganggu mereka. Disisi lain sebagian mereka juga mengalami krisis paruh baya. Semakin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka ketahui, sehingga mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun sebenarnya mereka masih belum berpengalaman dalam soal adopsi inovasi tersebut (Saridewi dan Siregar, 2010).

 6.            Kapasitas Belajar
Kapasitas belajar setiap individu berbeda-beda tergantung pada umur, jenis, kelamin, keadaan psikis, genetik (mesinkecerdasan yang dominan pada otak), banyaknya stimulus yang diterima dan ketahanan serta tingkat konsentrasi (King, 2010). Kapasitas belajar merupakan kemampuan atau daya tampung seseorang untuk menerima rangsangan-rangsangan atau pengalaman-pengalaman baru (Mardikanto, 2009). Kapasitas belajar ini dipengaruhi oleh kedaan fisik (jenis kelamin), keadaan psikis (umur, tingkat pendidikan) dan lingkungan sosial (sosial budaya masyarakat). kegiatan belajar yang memerlukan otot yang berat, kapasitas pria umumnya lebih baik. Sebaliknya untuk belajar yang memperlukan ketelitian dan kesabaran, perempuan memiliki kapasitas yang lebih baik. Salah satu program pemberdayaan dengan menekankan peningkatan kapasitas masyarakat dapat dilakukan melalui skill empowerment, yaitu suatu program perumusan perumusan model pelatihan ketrampilan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat (Emawati dkk., 2012).


 7.            Bakat
Dalyono (2010) menyatakan bahwa “bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus, misalnya: berupa kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik, dan lain sebagainya”. Dalam hal ini seseorang yang berbakat musik, misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai keterampilan musik tersebut. Bakat biasanya ditentukan oleh mesin kecerdassan yang dominan yaitu sensing (memori), thinking (analitis), intuiting (imajinasi), feeling (emosi) dan insting (naluri) dimana masing-masing darinya terdapat pada belahan otak limbik kiri, neokortek kiri, neokortek kanan dan limbik kanan (Poniman, 2011).


  • Kesimpulan

1.     Agar tujuan penyuluhan tercapai, seorang penyuluh hendaknya memahami prinsip – prinsip dalam metode penyuluhan. 
2.   Kedinamisan kelompok masyarakat desa disebabkan dalam suatu kelompok terdiri dari berbagai macam orang dengan jenis kelamin, umur, pekerjaan, maupun sifat yang berbeda – beda.
3.    Pendidikan Orang Dewasa (POD) adalah proses pendidikan yang diorganisasikan isi atau pesannya, metode penyampaiannya maupun pelaksanaan di lapangan, dengan tujuan akhir terjadi perubahan perilaku, baik dalam pengetahuan, sikap, keterampilan, maupun secara material.

4.   Belajar perlu memperhatikan ciri – ciri dan prinsip belajar dengan tujuan agar kegiatan belajar / penyuluhan tersebut menjadi terarah dan tujuan yang ditetapkan menjadi tercapai.
5.      Faktor psikologi adalah faktor yang berhubungan dengan kejiwaan ubyek. Terutama dalam hal ini   adalah motivasi apa yang mendasari seseorang untuk belajar. Semakin besar semangat untuk belajar maka semakin bear hasil yang didapat.

  • Daftar Pustaka

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-belajar.html
https://abusulaiman21.wordpress.com/2016/08/18/peranan-pendidikan-orang-dewasa-dalam-                          penyuluhan-pertanian/
https://rioadhityacesart.blogspot.com/2017/04/penyuluhan.html

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer